Seni Kerajinan Wayang Kulit

 Seni Kerajinan Wayang Kulit

Seni wayang kulit tak terlepas dari unsur seni yang memiliki khas tersendiri. Di saat terjadinya pergeseran budaya, seni tradisonal warisan leluhur ini lambat laun bukan hanya sebagai media tontonan dan hiburan, melainkan bisa dijadikan sebuah industri yang mampu memberi lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Wayang kulit sudah banyak diproduksi seniman-seniman yang tergabung dalam sanggar milik para dalang. Hasilnya bukan hanya untuk dijual kepada para dalang, ada juga yang untuk dikonsumsi sebagai hiasan rumah dengan aksesoris bingkai kayu. Bahannya terbuat dari kulit kambing, sapi, kerbau, kulit kelinci, dll. Sementara wayang kulit khusus untuk dijual ke para dalang wayang kulit masih tetap menggunakan bahan dari kulit kerbau.
“Hasil seni kerajinan wayang kulit belakangan ini, sudah banyak disenangi oleh kalangan menengah ke atas. Bahkan bagi yang dipandang tidak cintai seni wayang sekalipun banyak yang membelinya. Seni hias wayang kulit bingkai mampu menghiasi aksesoris rumah-rumah mewah,” kata Unggin, dalang kondang yang juga perajin wayang kulit asal Desa Sleman Kec. Sliyeg Kab. Indramayu, sambil mengatakan harga hiasan wayang kulit bingkai berukuran 90 x 120 cm terjual Rp 1,2 juta. Hiasan kulit berakseoris wayang kulit, bisa dibuat dalam bentuk benting, tas wanita, bentuk kipas, gantungan kunci, dll.
Bahan baku wayang kulit terbuat dari kulit kerbau tua yang kulitnya sudah tak berbulu. Agar baik kualitasnya kulit kerbau direndam dulu selama seminggu. Agar kulit menjadi keras dibentang dan diikat menggunakan tali bambu. Dipanaskan selama setahun. Setelah kering disimpan di sebuah tempat lalu diobong asap dedek padi agar kulit mudah diukirnya.
Bentuk wayang pada hiasan itu selalu disesuaikan dengan bentuk aslinya alias sesuai pakem. Ornamen hias dibolong-bolong pada bagian-bagian badan wayang. Maksud bolongan itu selain memiliki nilai seni yang indah dan artistik, pula agar bila dalam pertunjukan lalu disorot lampu, maka ornamen wayang bisa nampak jelas pada bagian kelir kain putih.
Semantara di padepokan milik Abah Taham diproduksi ukiran wayang dalam media kayu. Kayu jati sebagai bahannya diukir untuk dipampang sebagai hiasan dinding rumah-rumah mewah. Harga seperangkat dinding kayu berukuran 3 x 4 meter persegi yang dibuat selama dua bulanan itu dijual antara Rp 7 juta hingga Rp 10 juta.
Para dalang dan para panjak beraktivitas menekuni kerajinan seni wayang, bisa menambah penghasilan di saat sepi hiburan. Bila datang bulan hajatan pekerjaan itu nyaris ditinggalkan.
Seni hias wayang kulit karya para dalang itu sering digelar pada acara pameran seni. Bahkan sudah banyak yang laku dibeli para turis asing. Sayangnya seni hiasan wayang kulit sementara ini belum bisa melayani kebutuhan ekspor. Persoalannya dalam membuat seni wayang perlu kehati-hatian dan ketelitian alias bukan dibuat secara asal-asalan.


sumber: tabloid-mh.blogspot.com